“Membuktikan perilaku politik pemimpin atau calon pemimpin yang pengennya instan. Tak mau berusaha merebut hati rakyat melalui pendekatan yang lebih bermartabat,” ujar Fadhli dalam keterangannya, Senin (26/2/2024).
Selain itu, tindakan itu juga turut menunjukkan minimnya pendidikan politik, pengetahuan, dan pengenalan terhadap calon. Sehingga membuat pemilih cepat sekali menentukan pilihan, meskipun hanya diiming-imingi dengan sembako.
“Tapi kalau cuma iming-iming, sama halnya dengan janji-janji manis politisi. Kalau kemenangan Prabowo-Gibran karena iming-iming sembako, saya kira ke depan kita tak perlu berharap banyak mereka akan bekerja untuk bangsa ini,” tutupnya.
(kri)