“Semoga tradisi kita dikenal masyarakat luas, tidak hanya masyarakat Jambi tapi masyarakat luar berbagai daerah,” pungkasnya.
Pemimpin Ritual Muwon Namo Festival Suku Batin IX Datuk Raden Sulaiman mengatakan bahwa persiapan khusus untuk menggelar ritual dan asal muasal ritual Muwon Namo. “Ritual Muwon Namo membutuhkan persiapan khusus. Beberapa bahan yang harus disediakan antara lain minyak wangi, kemenyan, kapur sirih, dan kain hitam. Persiapan ini penting untuk memastikan ritual berjalan dengan khidmat dan lancar,” ungkapnya.
Pria bergelar adat Datuk Raden Mudo Mulyo ini menjelaskan, ritual ini dilaksanakan di pinggir Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari, terutama saat musim kemarau dengan tujuan untuk meminta hujan demi membantu pertanian tumbuh subur. Dia melanjutkan, warisan lisan asal usul ritual ini dimulai dari pasangan suami-istri Suku Batin Sembilan yang tinggal di tengah hutan.
Sang istri menemukan dua telur ular yang dibawa ke rumah dan tak sengaja dikonsumsi oleh suaminya. Seketika sang suami merasakan panas pada tubuhnya dan terus menerus meminum air hingga aliran air sekitar habis.
Atas dasar itu, sang istri mengambil kuwali dapur (wadah memasak telur) sebagai media melaksanakan ritual memanggil hujan. Ritual inilah yang diyakini Datuk Sulaiman sebagai ritual yang dilakukan Raden Ontar. “Raden Ontar ini anak dari Raden Nagosari yang merupakan keturunan Kerajaan Majapahit,” jelasnya.